Minggu, 18 September 2011

.....!?.....

kacamata hitam
oleh bocah legam
bermuka muram
bermata lebam
di pucuk pualam
meringkuk masam
mencumbu asam



.....................................


cinta seumur jagung
membuat bingung
kepala linglung
hingga mata menggembung
digigit singung
hatinya terkurung
dalam sarung
yang mengapung

.....................................

cintaku diambil rubah jalang
bermuka belalang
berkulit belang
bergigi bogang
bermodal gampang
bertangan cangkang
berbadan gendang
dia rubah jalang

.....................................

cinta kamu
sama dengan kutuk ku
cinta kamu
sama dengan dosa ku
cinta kamu
sama dengan lawan takdir ku
cinta kamu
sama dengan menusuk ku
cinta kamu
sama dengan busuk ku
cinta kamu
sama dengan hina ku
cinta kamu
sama dengan ringkuk ku
cinta kamu
sama dengan najis ku
cinta kamu
sama dengan marah ku
cinta kamu
hey masa lalu ku

.....................................

jari beradu di ruas merdu,
bibir mengatub beradu untuk bercumbu,
malam membeku hanya membisu,
kamu, bersiku cemburu,
aku terus mengadu cumbu

....................................

Ada malam menanda dengan bintang.
Serpihan rindu menggenang.
Sedikit saja aku mengintip, bulan memergokiku
Hingga seluruh gelap mengepungku.

...................................

Tak ada lagi kereta itu.
Ia yang dulu mengantarkan aku ke kotamu.
Dari stasiun ini, mengejar waktu.

...................................

ombak,
air menggulung
dan habis segala lelah dibibir pantai

...................................

Ada yang menyerupai aku
Menyergap ramah padahal kaku

Berpulir ilir-ilir angin menjatuhkan daun waru
Menbentuk huruf, merujuk satu nama. Kamu

Kusekap dalam dekap
Berpetualang pada ruang-ruang yang lapang
Tak ingin banyak bergerak, agar kau bebas melepas tetas.

Hanya kutitipkan kaitan tali merah di kelingkingmu saja

Ajari aku memandang segala dengan nyata
Meretas ketulusan dengan senyum sahaja

Kau kasat namun ada
Hadir hingga berakhir
Bahumu empuk tempat cita-cita merebah pasrah

Kelak, kita akan menjawab semua dengan bahasa ciuman.
Sederhana tanpa kata.

Jagalah diri baik-baik, kau bersama dua jiwa.

.....................................

Setiap kita diajarkan oleh agama adalah untuk berbuat baik, tapi lebih tepatnya berbuat benar, karena yang baik belom tentu benar dan yang benar belum tentu baik.

Namun tak semua kita dapat menerima kebaikan sebagai kebaikan, karena pikiran kita telah tercemar oleh dosa sehingga kadang kebaikan kita artikan sebagai ada niat terselubung, tetapi ada juga kebaikan yang digunakan untuk menyelubungi. Nah untuk kasus yang seperti ini sebaiknya yang terlalu cepat mencurigai tetapi jangan juga terlalu naif menerima, tetapi berhati-hatilah dan tetap waspada.

Pernah temanku berkata,
"aku merasa sia-sia melakukan kebaikan kepada dia, karena ternyata dia menyalahgunakan kebaikanku, dia mensia-siakan kebaikanku, dan akhirnya aku merasa seperti orang bodoh, kok mau-maunya berbuat baik kepada orang seperti itu."
Aku sih bilang,
"sebenarnya tidak ada kebaikan yang sia-sia, karena apapun yang kita lakukan ke orang lain, sebenarnya adalah kita melakukan untuk diri kita, maksudnya jika kita melakukan kebaikan kepada orang lain sekalipun orang lain itu memanfaatkan atau tidak menghargai kebaikan kita, suatu saat kita akan mendapat perlakukan baik atau kebaikan dari orang lain atau dari orang yang sama, atau lebih tepatnya apa yang kita lakukan itu juga yang kita terima."

Jika bercermin dari hal itu, maka bisa dikatakan bahwa jangan jemu berbuat baik, jangan capek berbuat baik, jangan berhenti berbuat baik, karena kelak kita akan menerima kebaikan bahkan berlipat.

Namun jika Kita menganggap kebaikan orang sebagai niat yang terselubung, dan jika kenyataan itu adalah benar-benar kebaikan, maka kita telah berbuat dosa yah sekalipun hanya dalam hati.

Tetapi jika ada diantara kita memakai kebaikan sebagai kedok untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain, maka kita telah melakukan dosa.

Soal dosa itu telah menjadi urusan kita dengan Tuhan.

Intinya di sini adalah, biarlah kebaikan tetap menjadi kebaikan sebagaimana hakikat kebaikan itu sendiri,
dan biarlah kebenaran adalah kebenaran dan tetap menjadi kebenaran sebagaimana hakikat kebenaran itu sendiri.

Dan di atas segalanya Allah tahu apa yang kita perbuat.

...................................

Ada cerita...
yang harus kuhentikan dengan tanda koma
atau suatu saat nanti dengan tanda titik,
tanpa alinea lagi.
Bukan kesempatan yg kuberi,
tapi sebuah kebaikan layaknya dibalas dengan kebaikan.

Ada rasa takut jika cerita ini terus bergulir, sebongkah hati akan tersakiti,
karena sungguh aku tak sanggup memberi,
lebih dari apa yang telah dia beri.

Memang harus terpisah.
apapun alasannya,
karena sebuah perbedaan sungguh tak sanggup kumasuki celahnya.
Tak ingin aku lewati batasannya.

Aku yakin cahayamu kan tetap berpijar meski tanpa aku,
karena aku tak kan selamanya ada untukmu,
maka bukalah perlahan mata dan hatimu,
temukan yang terbaik untuk teman perjalananmu.

Sebuah kode mengalir,
seperi oase.
tak pernah berwujud,
tapi semoga bisa memberimu setitik nyala..
meski inilah sebuah kenyataan yang harus dihadapi.
Temukan senyum itu.

Semoga tak ada lagi sesak di dada,
tak ada lagi tetesan air mata.
yah, hadapi saja!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar